Kamis, 17 Januari 2019

5 Tanaman Untuk Pemula

Hai, buibu..
Bener gak sih, rumah lebih adem rasanya kalau ada tanaman?
Kalau saya sih "yes".
Kayanya kebanyakan ibu-ibu juga "yes" nih.

Walaupun gak jago soal berkebun dan punya tanah seiprit. Sebisa mungkin, saya menanam tumbuhan hijau di rumah. Diakali dengan menggunakan pot atau digantung di dinding.

Tanaman yang saya pilih cenderung yang tahan banting agar minim perawatan. Jadi, cocok untuk pemula seperti saya dan kalau ditinggal liburan sebentar atau lupa disiram sesekali gapapa lah ya. ✌

Ini dia lima tanaman untuk pemula versi saya :

1. Sirih Gading/Photos Plant/Devil's Ivy.


Ini terfavorit sih. Banget, banget. Cukup disiram satu kali sehari dan gampang sekali rimbun kalau ditanam dengan media tanah di pot. Terus, kalau di pot sudah rimbun. Beberapa bagian biasanya suka saya pindah ke dalam pot kecil berisi air sebagai tanaman di dalam rumah. Sejauh ini, sirih gading sudah tersebar di ruang tamu, dapur, laundry corner, ruang keluarga, dan kamar tidur. Hahaha, sesuka itu.

2. Burle Marx.


Nah, sama seperti di atas selain di tanah tanaman satu ini juga bisa hidup di air loh.
But to be honest, saya tidak tahu persis nama tanaman ini apa. Berdasarkan hasil googling, saya menemukan bahwa nama bulenya adalah Burle Marx dan masih bersaudara dengan Sirih Gading, mereka sama- sama bergenus Philodendron. Kalau ada yang tau nama Indonesianya boleh info ya buibu.

3. Lidah Mertua/Sansiviera.


Sebagai tanaman indoor Lidah Mertua ini diyakini baik untuk kesehatan karena dapat menyerap polutan yang ada di di ruangan. Menyiramnya satu kali seminggu ya, tidak perlu sampai banjir
, secukupnya saja. Karena jika terlalu banyak air, tanaman ini mudah busuk.

4. Peperomia Obtusifolia Jade.


Kira-kira satu setengah tahun yang lalu, tumbuhan berdaun bulat ini saya beli di Mekarsari seharga Rp 17.000, kalau tidak salah, berupa satu polybag yang berisikan 5 batang di dalamnya. Kemudian, saya pindahkan ke dua pot berbeda. Hingga kini tanaman di kedua pot tumbuh sehat, namun yang ditanam pada pot yang lebih besar tumbuh lebih subur dan bercabang banyak dibandingkan pot yang lebih kecil.

5. Daun Mint.


Daun mint juga saya beli waktu berkunjung ke Mekarsari, dengan harga Rp 21.000 satu potnya. Pernah saya tinggal berlibur 2x selama kurang lebih seminggu, alhasil daunnya sempat kering kerontang walaupun sudah dibantu penyiraman menggunakan air dalam botol aqua yang sudah dibolongi. Untungnya masih bisa diselamatkan. Setelah beberapa hari disiram secara merutin, beberapa daun-daun mintnya kembali berwarna hijau segar. Dan tak butuh waktu lama untuk rimbun kembali.

Kalau buibu yang lain, ada tanaman kesayangan yang tahan banting juga kah?

Jumat, 04 Januari 2019

Ku Bahagia

Karena...

1. Aku diberikan kesehatan oleh Allah SWT.
2. Suamiku kondisinya semakin membaik, setelah kecelakaan yang menimpanya di akhir tahun 2018 lalu.
3. Anakku tumbuh sehat. Makin ceriwis, walaupun belum jelas vocab-nya apa. Semoga kemampuan bahasanya segera menunjukkan hasil terbaik.
4. Rumah rame beberapa hari ini karena ada papa-mama mertua, plus kakak dan anak-anaknya suka main ke rumah.
5. Mama mertua doyan masak, jadi menu makanan di rumah aman terkendali.
6. Bisa nonton banyak film di TV karena akhir tahun HBO dan Fox Movies bisa diakses. Wohooo!! Maklum, eike langganannya paket paling murah. 😁😂
7. Kemarin bisa anterin anak sekolah, setelah semingguan mamanya sibuk bolak-balik RS take care papanya, terus ketemu temen-temen deh di sana.
8. Jajan tempe mendoan dan ternyata dimakan sama papa-mama mertua. Seneng, karena mereka termasuk picky urusan makanan. Soalnya seleranya tuh kaya harus ada bumbu Padangnya gituu.
9. Bisa jalan sore deket rumah sama suami dan anak.
10. Anakku tambah pinter Potty Trainingnya. Good job, baby!!



By the way, thanks 2018 and welcome 2019.
Semoga bisa jadi manusia baik yang semakin baik tiap harinya.

Minggu, 28 Oktober 2018

My Stories in 10 Months After Resign

Bulan pertama resign, hati rasanya senaaaang sekali. Terbebas dari rutinitas sebelumnya yang mengharuskan bangun pagi-pagi sekali dan nyetir sendiri menempuh kemacetan Jakarta yang semakin luar biasa. Ditambah mendengar berita dari suami bahwa ia mendapat promosi di kantor. Beban pikiran berisikan ketakutan mengenai pendapatan bulanan yang berkurang rasanya terangkat. Terima kasih ya Allah. Selain itu, ada lagi hal yang membuat saya excited di bulan ini. Yaitu, di awal tahun 2018 kami sekeluarga jalan-jalan ke Jogjakarta dengan kendaraan pribadi. Asyik. 


Bulan ke-dua. Ehem, fisik saya lelah mengurus domestik. Sungguh, tidak mudah sama sekali menjadi seorang ibu rumah tangga. Standing applause buat mama-mama yang sudah lebih dahulu menjalani profesi IRT. Oleh karena itu, akhirnya diskusi sama suami dengan maksud meminta bantuan ART untuk membantu saya dan suami soal urusan rumah. Hehe..



Bulan ke-tiga. Alhamdulillah, sudah ada yang bantuin dan menemani saya di rumah. Soalnya suami sering dinas ke luar kota, jadi acap kali berasa sepi kalau di rumah cuma sama anak. Saya dan Arthur memanggilnya dengan panggilan Mba, kepribadiannya polos dan baik. Semoga kami sama-sama betah satu sama lain. Di bulan ini saya juga mulai mencari aktivitas di luar rumah buat anak. Mempertimbangkan PAUD, Kelompok Bermain, BIMBA akhirnya menjatuhkan pilihan ke McKids. Karena di sini jadwalnya lebih fleksibel dan anak dapat didampingi orang tua saat proses belajar, jadi menurut saya sesuai untuk anak saya yang saat itu berusia 2,5 tahun. Kesiapan anak secara psikis juga menjadi pertimbangan saya belum mendaftarkannya ke Playgroup atau sejenis, saya ingin dia beradaptasi ditemani saya terlebih dahulu melalui aktivitas di McKids dengan bertemu lingkungan baru di luar rumah sebelum saya daftarkan sekolah yang lebih formal.



Bulan ke-empat. Bulan April 2018 saya menemani Arthur bersama teman-teman dari McKids belajar sambil berwisata ke Faunaland, Ancol. Di sini kami berkeliling melihat bermacam jenis hewan, menonton pertunjukan burung, dan berkeliling kawasan Faunaland menggunakan perahu kecil. Sungguh, ini pengalaman pertama yang menyenangkan bagi kami.




Bulan ke-lima. Bersyukur dengan nikmat yang saya rasakan. Rumah yang dulu ibaratnya hanya tempat tidur untuk melepas lelah dari aktivitas kantor, sekarang dapat saya nikmati. Yaa, saya pikir untuk apa saya kerja, pergi pagi, pulang malam, nyari duit untuk bayar cicilan rumah, tapi rumahnya sendiri tidak saya nikmati dengan baik. Belum lagi anak yang dititipin ke Baby Sitter tanpa pengawasan dari pihak keluarga sama sekali. Sekarang kepuasan tersendiri bagi saya saat anak tidur, pasti yang dipeluk adalah mamanya, bukan orang lain.



Bulan ke-enam. Mulai berpikir untuk menjalankan sebuah bisnis. Deep inside my heart, saya sudah ingin menjadi pengusaha entah dari zaman kapan saking lamanya. Kira-kira di bangku SMP, saya sudah berpikir untuk menjadi seorang entrepreneur. Kepikiran buka toko kelontong atau semacam mini market saat itu. Di bangku SMA, saya berpikir bahwa someday I will have my own boutique. Karena saat itu, saya senang sekali berbelanja barang-barang fashion mulai dari baju sampai aksesoris, juga terinspirasi dari seleb-seleb Hollywood yang membuat clothing line sendiri. Tapi belum terealisasi hingga saat ini, saya mulai berpikir untuk memulai bisnis yang saya impikan.



Bulan ke-tujuh. Sembari mengisi feed online shop milik adik, saya mulai memberanikan diri berjualan pakaian wanita yang saya produksi sendiri di Instagram dengan akun @bizibi.




Bulan ke-delapan. Bulan ini kami sekeluarga melaksanakan roadtrip ke Jogjakarta via Semarang untuk ke-dua kalinya. Walaupun di sosial media saya menunjukkan kebahagiaan, namun ada perasaan cemas campur sedih karena produk yang saya jual belum laku, takut gagal, namun juga memotivasi diri sendiri bahwa ini adalah awal. Prosesnya mungkin akan makan waktu lama untuk berhasil ke depannya, karena harga sebuah kesuksesan itu mahal.




Bulan ke-sembilan. Menjalankan aktivitas sehari-hari sekaligus cari ide untuk berkembangnya bisnis yang sedang saya bangun.



Bulan ke-sepuluh. Bulan dimana saya dan keluarga berlibur bersama teman di Bandung. Sungguh waktu yang menyenangkan. Dan di bulan ini juga pertama kalinya @bizibi closing. Alhamdulillah, terima kasih pelanggan pertama ku, Mba Putri Aulia.

Teruntuk teman-teman yang membaca blog saya, semoga apa yang sedang kita diperjuangkan, keluarga dan bisnis, apapun itu bentuknya, akan mendapatkan hasil terbaik. Aamiin.

Rabu, 24 Oktober 2018

Restoran Instagramable di Ciumbuleuit, Bandung

Tahun 2018, kami sekeluarga lumayan rajin jalan-jalan ke Bandung. Namun setibanya di Bandung, masih agak bingung mau makan dimana. Sebab tempat yang ingin kami datangi ternyata tidak berjarak dekat dan memakan waktu tempuh yang cukup lama.

Saya dan suami belakangan baru menyadari bahwa rata-rata waktu yang kami habiskan adalah di daerah Ciumbuleuit. Oleh karena itu, saya pikir ada baiknya saya merangkum tempat makan yang pernah kami datangi dan mungkin ingin saya datangi kemudian hari. Semoga berguna juga buat teman-teman yang mau explore Ciumbuleuit.

Berikut lima restoran instagramable di Ciumbuleuit dan sekitarnya:

1. Miss Bee Providore (@missbee_providore)

Selain tempat menyantap hidangan lezat, restoran ini juga menyediakan arena bermain mini untuk anak-anak, selain itu juga ada kandang kelinci dan ayunan di area taman. Menurut saya, Miss Bee Providore ini tempat yang cocok untuk menghabiskan waktu makan siang bersama keluarga.




2. Nara (@narabandung)

Walaupun saat tiba di sini saat malam hari, dapat terlihat bahwa restoran ini menyuguhkan lokasi luas yang asri. Tadinya saya pikir Nara merupakan nama sebuah restoran, ternyata Nara terdiri dari beberapa restoran dengan berbagai macam jenis sajian kuliner. Restoran-restoran yang dapat ditemukan di sini adalah Nanny's Pavilion, Porto Bistreau, Torigon Resto, Pamor, dan Foresta Coffee.




3. Kalpa Tree Dine & Chill (@kalpatreebdg)

Hal yang unik dari Kalpa Tree Dine & Chill ini adalah adanya kolam renang di bagian outdoor restaurant. Di tengah kolam renang pun ditempatkan area makan yang berbentuk lingkaran. Kolam renangnya tidak hanya dijadikan dekorasi, tapi juga dapat digunakan bagi pengunjung yang ingin berenang dengan dikenakan biaya sejumlah tertentu.




4. Pipe Dream Restaurant(@pipedream.bdg)

Selain tempatnya yang menarik untuk mengisi feed Instagram kita, restoran ini juga menyuguhkan makanan dan minuman dengan harga ramah kantong. Bikin betah berlama-lama. Hehehe..





5. Dago Bakery Punclut (@dagobakerypunclut)

Dago Bakery Punclut merupakan salah satu restoran di Kawasan Wisata Terpadu Punclut. Yang menarik dari restoran ini adalah desainnya yang serupa dengan kastil Eropa. Cocok banget buat foto-foto. Wajar saja apabila tempat makan ini selalu ramai dikunjungi. Namun saat berkunjung ke restoran ini makanan yang dipesan lama sekali dipenuhi, semoga saja saat ini pelayanannya sudah lebih baik ya. By the way, Punclut itu merupakan singkatan dari Puncak Ciumbuleuit loh..




Demikian rekomendasi restoran instagramable di daerah Ciumbuleuit versi saya, teman-teman mungkin punya rekomendasi restoran lain. Share yuk di comment.

Rabu, 05 September 2018

JOG via SMG

Setelah di bulan Januari mencoba roadtrip ke Jogja dan ternyata kami begitu berkesan. Pengalaman tersebut membuat kami ingin mengulangi berlibur ke Jogja kembali dengan perjalanan via darat. Yas! Roadtrip again! Ayey!
Yang membedakan adalah, kali ini kami mampir dulu semalam di kota Semarang sebelum jalan-jalan di Jogja. Dengan maksud, untuk merasakan pengalaman baru dan berwisata di kota baru bersama keluarga tentunya. 😉

Perjalanan kami lalui dengan santai, apabila suami sebagai pengemudi yang kami andalkan mengantuk maka kami akan menepi dan beristirahat. Oleh karena itu, berangkat dari Bekasi sekitar pukul 11 malam, kami tiba di Semarang pukul 11 siang keesokan harinya.  Untungnya hotel tempat kami menginap mempersilahkan untuk early check-in. Terimakasih Hotel Rooms Inc.


Setiba di hotel, saya memperhatikan  desain serta dekorasi di sana. Mulai dari desain interior lobby hotel, restoran dan kemudian kamar hotel, semuanya menarik di mata saya. Modern and clean. Senang sekali dengan desain interior hotel ini, sesuai dengan foto yang ditampilkan pada web dan cocok dengan ekspektasi saya. Tidak mengecewakan.







Oh iya, view kamar kami ternyata adalah bangunan bersejarah Lawang Sewu. Karena satu dan lain hal, saya yang awalnya berniat untuk mengunjungi tempat tersebut akhirnya mengurungkan niat dan hanya mengabadikan gambarnya dari jauh. Mungkin lain kali berkunjung ke Semarang, saya akan berkunjung langsung ke lokasi.



Sempat mengunjungi kampung pelangi dan berkeliling kota Semarang tidak begitu lama, di malam harinya kami menghabiskan waktu dengan teman, Ajeng beserta keluarga, yang merupakan rekan kerja saya saat masih berstatus sebagai karyawan. Kami saling bertukar cerita mengenai kesibukan kami kini dan mengenang kembali waktu-waktu saat bekerja di tim yang sama. Momen yang menyenangkan.



Esok harinya kami melanjutkan jalan-jalan ke Jogja, mampir dulu di Ohana Cafe untuk makan siang. Restoran kekinian yang desainnya serba putih. Tempat yang menarik untuk dikunjungi dan jeprat-jepret. Banyak sekali yang datang ke sini untuk berfoto, termasuk kami. Hihi..




Kami tiba di Jogja sore hari, langsung check-in di Lokal Hotel. Kamar kami yang persis di depan kolam renang membuat Arthur ingin bermain di sana. Maka saya pun memutuskan untuk berenang sebentar untuk mendampinginya.



Kami pun melanjutkan dengan makan malam di Spesial Sambal, warung makan yang berhasil bikin saya penasaran mencobanya. Iya, ini memang kali pertama kami mencoba warung makan yang terkenal dengan harganya yang merakyat namun nikmat. Saya memesan cumi goreng tepung dan sambal petai. Oops! Memang nikmat. 😁

Pagi itu kami melalui waktu sarapan kami dengan tempo lebih lambat, dihibur dengan lagu-lagu lawas yang diputar di restoran. Rasanya sejuk di hati. Makanan enak, keluarga, dan lagu bagus adalah kombinasi yang menentramkan hati.




Siang harinya kami makan siang dengan suasana vintage british di Cafe Brick  lalu mengunjungi kebun Bunga Matahari di Bantul bersama seorang teman. Saat itu saya sudah membayangkan akan menemukan hamparan bunga-bunga matahari di sebuah kebun yang sangat luas, seperti di Swiss atau Thailand. Tapi ternyata kebun bunga di sana  ukurannya tidak begitu besar, sekitar 5 x 10 meter, dan bunga-bunga yang ada bermacam-macam, tidak hanya bunga matahari. Ada sekitar tujuh kebun bunga seperti itu di sana, jika saya tidak salah ingat. Bila ingin pindah ke kebun bunga satu ke yang lainnya akan dikenakan biaya, karena pemiliknya berbeda. Terlepas dari khayalan saya berbeda dengan realita yang ada, saya tetap merasa senang dapat mengabadikan gambar bersama bunga-bunga matahari yang cantik itu.





Dengan ukuran kebun bunga yang relatif kecil tersebut, bisa dibilang banyak sekali foto yang kami ambil. Mulai dari selfie, foto saya sendiri, foto suami, dan foto Arthur, semuanya buanyak. Hehe..





Kami melanjutkan laju mobil ke arah Candi Ratu Boko mengejar sunset, terlalu ambisius memang untuk jarang yang tidak dekat. Alhasil, kami tiba di lokasi candi saat matahari sudah sangat amat terbenam. Mission failed.


Lelah dan lapar kami mencari tempat makan di daerah kota untuk kemudian lanjut ke hotel agar dapat beristirahat.

Hari Sabtu adalah hari terakhir kami di Jogja, kami memutuskan untuk santai saja dan tidak mengunjungi objek wisata tertentu.


Berangkat siang menjelang sore menuju Jakarta melalui jalur pantura, perjalanan pulang disuguhi pemandangan indah. Waktunya memanjakan mata. 😊


Lil Convo with Hubby